Sifat kaum muttaqin yang lain adalah yang percaya kepada apa yang diturunkan kepada rosul SAW dan nabi-nabi sebelum beliaus SAW, sebagai seorang muttaqin dan belum dikatakan beriman tanpa mengimani apa yang telah diturunkan kepada beliau Saw dan setiap sabda beliau Saw karena itu shohih, jadi kita diwajibkan sama seperti iman kepada yang ghoib.
Islam ini meyakini bahwa rosul Saw sebagai nabi terakhir dan kita tidak pernah membeda-bedakan wahyu yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka para nabi, kita yakini keimanan mereka seperti kita iman kepada alquran juga, yang turun kepada musa As dan injil kepada Isa As dan shuhuf ibrohim As adalah kitab yang telah diturunkan kepada mereka kalau kita tidak mengimani apa yang telah diturunkan kepada mereka belum dikatakan beriman kepada rosul Saw dan alquran juga banyak menceritakan bahwa Allah telah mewahyukan kepada mereka. Bahkan kita didalam akhir surat Albaqarah diperintahkan untuk mengimani dengan Taurot musa As dan injil Isa As yang asli bukan yang sekarang an-nisa 136 “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”[4:136], pernah Allah mengkuatkan kita untuk mengimani kitab-kitab tersebut.
Sebagaimana pengetahuan kepada Allah itu berbeda maka kedudukan mereka tentang iman mereka juga berbeda yang sesuai dengan zaman mereka dan takaran mereka, maka Allah telah mensifati kitab-kitab terdahulu, mereka telah diberi sebagian dari kitab mereka bukan semuanya/murni hanya sebagian itu disesuaikan dengan kebutuhan mereka bukan murni. Isi kandungan injil juga sebagian sesuai ketentuan dan takaran yang khusus dan ini adalah firman Allah sendiri dalam Alquran. Risalah para nabi itu satu semua para ambiya adalah mengesakan Allah, mempercayai kenabian mereka dan adanya hari kiamat.
Sifat yang lain adalah terhadap akhirat mereka meyakini akan adanya hari akhirat, karena masalah akhirat itu adalah prinsip, kita beramal sholeh dalam semua ini melaksanakan perintah dan larangan kalau cuman percaya akan adanya akhirat masih bisa dibarengi kelupaan juga, sedangkan kelupaan akhirat adalah bencana terbesar baginya, mereka akan melaksanakan berbagai macam bentuk maksiat padahal diakhirnya adalah siksaan yang paling dahsyat, makanya alquran menekankan untuk meyakini karena yakin itu nampak jelas sudah.
Kalau kita bicara yakin dari segi bahasa artinya air kalau tenang akan nampak jelas begitulah yakin apabila digoyang akan nampak samar airnya, yakin mengetahui sesuatu dengan jelas dan tidak tercampur sedikitpun keraguan, orang yang yakin diajak berbeicara mengenai akhirat misal surga ia seakan-akan ia sedang menikmati indahnya surga dan apabila diceritakan dengan neraka seolah-olah ia merasa sedang disiksa, kita semua percaya adanya akhirat tapi belum mencapai level yakin buktinya kita masih melakukan berbagai macam dosa, ternyata yang mendorong kita beriman kepada akhirat ya segitu juga yang akan mendorong kita beramal untuk akhirat.
Keyakinan ini bukan kedudukan bergolongan tapi bertingkat-tingkat, karena keyakinan setiap makhluk berbeda-beda, misalnya nabi Ibrohim As ketika dibuka pengelihatan dilangit dan dibumi supaya tergolong kepada orang-orang yakin dan yakin itu bertambah terus. Dalam beberapa hadist yang shohih ketika para sahabat membicarakan mengenai nabi isa As yang bisa berjalan diatas air lalu rosul As mengatakan seandainya Isa lebih yakin lagi maka akan bisa berjalan diatas awan.
Mati ini hak pasti terjadi tapi manusia masih banyak yang melupakan dan harus diyakini juga dan tidak bisa ditolak ini gamblang tidak bisa ditolak lagi, ada manusia yang pernah mencapai puncak keimanan semua nampak jelas dan mengetahui ilmu rosul dan 1 jiwa kepada rosul dan di dadanya terdapat ilmu rosul yaitu imam Ali yang selalu dari kecil dibimbing oleh rosul Saw, dan kalau kita membaca alquran yang bisa melaksanakan hukum Allah adalah mereka yang benar-benar yakin akan hukum Allah, tanpa ini ia tidak akan mungkin bisa segitu juga orang yang ragu tidak akan bisa melaksanakan apapun.
Keyakinan kita dalam hukum Allah ini melemah, semakin lama semakin mundur, meski Allah menyeru hukum siapa yang lebih baik? Orang yang tidak percaya kepada Allah sepertinya beramal banyak akan tetapi kelak dihari kiamat tidak mendapat apa-apa, alquran ini ketika berbicara mengenai keyakinan berbeda-beda, satu contoh ada orang hidup didunia dihapan dunia tapi sudah melihat jahanam pasti ia akan menjauhi amal yang mendekatkan kepada jahanam, iman dengan sesuatu dan meyakini kepada susatu itu beda artinya apabila ia begitu yakin terhadap sesuatu misalnya ia meyakini adanya jahanam ia seolah-olah bisa merasakan jahanam karena itu keyakinan itu adalah sesuatu yang sangat penting.
Salahsatu tanda lemahnya suatu keyakinan ialah anda mengorbankan murkaan Allah demi hal-hal yang lain. Segala sesuatu pasti ada batasnya, batas tawakkal itu keyakinan batas keyakinan itu adalah ketika kamu sampai pada pucaknya kamu tidak takut sama apapun kecuali hanya kepada Allah, takut rizki takut musuh takut hal-hal yang berkaitan dengan dunia dan yang lain.
Yakin itu adalah tawakkal kepada Allah dan menerima ketentuan kepada Allah dengan senang dan menyerahkan semua urusan kepada allah dan ini pasti selesai, ketika ia menyerahkan kepada Allah, Allah pasti akan menjaganya, tidak perlu buruk sangka yakini ketentuan Allah itu adalah yang paling belaskasihan kepada kita melebihi diri sendiri yaitu Allah semata lalu kenapa tidak kita terima, ingatlah makhluk yang paling dibenci oleh Allah adalah makhluk yang buruksangka kepada Allah. Mengharaplah terus dan terus mengharap kepada Allah, terus menerus memohon kepada Allah supaya diberi keyakinan.
Ada 10 hal yang paling menipu dan kebanyakan dari kita pasti seperti ini:
1. Orang meyakini Allah penciptanya tapi tidak menyembah Allah melainkan menyambah selain Allah, misal harta, cinta
2. Orang yang yakin bahwa Allah yang memberi rizki tapi ia tidak pernah tenang dalam urusan rizki, sehingga yang haram pun diambil yakinilah Dialah Allah yang menciptakan, Allah juga pasti yang akan menanggung dan memberi rizki untuk hidupnya.
3. Heran selalu kita dibuatnya, Orang-orang yang meyakini dunia ini akan habis tapi ia hanya mengandalkan dunia saja.
4. Ia yakin kalau ahli waris adalah musuh-musuh mereka tapi kenapa hanya sibuk mengumpulkan harta saja urusan untuk dirinya dilupakan sampai tidak pernah menyetor untuk kebutuhannya sendiri kelak diakhirat?, padahal kita sering menyaksikan harta yang dikumpulkan jadi ajang pertengkaran dan perbutan warisan anak-anaknya bahkan saling membunuh sampai dia lupa tidak membawa apa-apa untuk dia matinya. Tapi bukan berarti kita sia-siakan anak-anak kita kasih mereka hidup yang layak tapi jangan lupakan kehidupanmu sendiri kelak.
5. Orang yang yakin mati itu adalah hal yang pasti terjadi mutlak itu baik cepat maupun lambat datangnya tapi persiapan untuk yang pasti ini malah yang paling sedikit tidak diperhatikan.
6. Orang yang yakin kuburan akan jadi rumahnya 2x1 meter tapi tidak dihiasi rumahnya dan ditempat itu pasti disana butuh teman maka carilah teman yang tampan dan harum baunya tapi sering dilupakan dan tidak mempersiapkannya.
7. Orang yang yakin bahwa Allah akan menghisab dia tapi tidak pernah mempersiapkan untuk hal itu, perkara sekecil apapun pasti akan dapat hisab juga
8. Siapa yang yakin shiraathal mustaqiim akan dilewatinya tapi kenapa tidak memperingan bawaannya ketika melewatinya.
9. Orang yang yakin bahwa Neraka tempat yang tidak ada rahmat Allah disana, penuh kesengsaraan tapi tidak pernah lari perbuatan yang akan mendekatkan dari tempat itu.
10. Surga adalah tempat yang baik tapi kenapa tidak pernah mengamalkan amal perbuatan yang dapat memasukkan untuk kesana.
“Ya Allah aku tu pelupa mudah-mudahan ku selalu ingat hal ini sebagai pegangan hidupku sampai aku mati amin.”
Sumber;
- Sentuhan Qolbu bersama habib Muhammad bin Alwi Pasuruhan
- www.pasfmpati.com Streaming Pukul 00:00 Wib
Islam ini meyakini bahwa rosul Saw sebagai nabi terakhir dan kita tidak pernah membeda-bedakan wahyu yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka para nabi, kita yakini keimanan mereka seperti kita iman kepada alquran juga, yang turun kepada musa As dan injil kepada Isa As dan shuhuf ibrohim As adalah kitab yang telah diturunkan kepada mereka kalau kita tidak mengimani apa yang telah diturunkan kepada mereka belum dikatakan beriman kepada rosul Saw dan alquran juga banyak menceritakan bahwa Allah telah mewahyukan kepada mereka. Bahkan kita didalam akhir surat Albaqarah diperintahkan untuk mengimani dengan Taurot musa As dan injil Isa As yang asli bukan yang sekarang an-nisa 136 “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya”[4:136], pernah Allah mengkuatkan kita untuk mengimani kitab-kitab tersebut.
Sebagaimana pengetahuan kepada Allah itu berbeda maka kedudukan mereka tentang iman mereka juga berbeda yang sesuai dengan zaman mereka dan takaran mereka, maka Allah telah mensifati kitab-kitab terdahulu, mereka telah diberi sebagian dari kitab mereka bukan semuanya/murni hanya sebagian itu disesuaikan dengan kebutuhan mereka bukan murni. Isi kandungan injil juga sebagian sesuai ketentuan dan takaran yang khusus dan ini adalah firman Allah sendiri dalam Alquran. Risalah para nabi itu satu semua para ambiya adalah mengesakan Allah, mempercayai kenabian mereka dan adanya hari kiamat.
Sifat yang lain adalah terhadap akhirat mereka meyakini akan adanya hari akhirat, karena masalah akhirat itu adalah prinsip, kita beramal sholeh dalam semua ini melaksanakan perintah dan larangan kalau cuman percaya akan adanya akhirat masih bisa dibarengi kelupaan juga, sedangkan kelupaan akhirat adalah bencana terbesar baginya, mereka akan melaksanakan berbagai macam bentuk maksiat padahal diakhirnya adalah siksaan yang paling dahsyat, makanya alquran menekankan untuk meyakini karena yakin itu nampak jelas sudah.
Kalau kita bicara yakin dari segi bahasa artinya air kalau tenang akan nampak jelas begitulah yakin apabila digoyang akan nampak samar airnya, yakin mengetahui sesuatu dengan jelas dan tidak tercampur sedikitpun keraguan, orang yang yakin diajak berbeicara mengenai akhirat misal surga ia seakan-akan ia sedang menikmati indahnya surga dan apabila diceritakan dengan neraka seolah-olah ia merasa sedang disiksa, kita semua percaya adanya akhirat tapi belum mencapai level yakin buktinya kita masih melakukan berbagai macam dosa, ternyata yang mendorong kita beriman kepada akhirat ya segitu juga yang akan mendorong kita beramal untuk akhirat.
Keyakinan ini bukan kedudukan bergolongan tapi bertingkat-tingkat, karena keyakinan setiap makhluk berbeda-beda, misalnya nabi Ibrohim As ketika dibuka pengelihatan dilangit dan dibumi supaya tergolong kepada orang-orang yakin dan yakin itu bertambah terus. Dalam beberapa hadist yang shohih ketika para sahabat membicarakan mengenai nabi isa As yang bisa berjalan diatas air lalu rosul As mengatakan seandainya Isa lebih yakin lagi maka akan bisa berjalan diatas awan.
Mati ini hak pasti terjadi tapi manusia masih banyak yang melupakan dan harus diyakini juga dan tidak bisa ditolak ini gamblang tidak bisa ditolak lagi, ada manusia yang pernah mencapai puncak keimanan semua nampak jelas dan mengetahui ilmu rosul dan 1 jiwa kepada rosul dan di dadanya terdapat ilmu rosul yaitu imam Ali yang selalu dari kecil dibimbing oleh rosul Saw, dan kalau kita membaca alquran yang bisa melaksanakan hukum Allah adalah mereka yang benar-benar yakin akan hukum Allah, tanpa ini ia tidak akan mungkin bisa segitu juga orang yang ragu tidak akan bisa melaksanakan apapun.
Keyakinan kita dalam hukum Allah ini melemah, semakin lama semakin mundur, meski Allah menyeru hukum siapa yang lebih baik? Orang yang tidak percaya kepada Allah sepertinya beramal banyak akan tetapi kelak dihari kiamat tidak mendapat apa-apa, alquran ini ketika berbicara mengenai keyakinan berbeda-beda, satu contoh ada orang hidup didunia dihapan dunia tapi sudah melihat jahanam pasti ia akan menjauhi amal yang mendekatkan kepada jahanam, iman dengan sesuatu dan meyakini kepada susatu itu beda artinya apabila ia begitu yakin terhadap sesuatu misalnya ia meyakini adanya jahanam ia seolah-olah bisa merasakan jahanam karena itu keyakinan itu adalah sesuatu yang sangat penting.
Salahsatu tanda lemahnya suatu keyakinan ialah anda mengorbankan murkaan Allah demi hal-hal yang lain. Segala sesuatu pasti ada batasnya, batas tawakkal itu keyakinan batas keyakinan itu adalah ketika kamu sampai pada pucaknya kamu tidak takut sama apapun kecuali hanya kepada Allah, takut rizki takut musuh takut hal-hal yang berkaitan dengan dunia dan yang lain.
Yakin itu adalah tawakkal kepada Allah dan menerima ketentuan kepada Allah dengan senang dan menyerahkan semua urusan kepada allah dan ini pasti selesai, ketika ia menyerahkan kepada Allah, Allah pasti akan menjaganya, tidak perlu buruk sangka yakini ketentuan Allah itu adalah yang paling belaskasihan kepada kita melebihi diri sendiri yaitu Allah semata lalu kenapa tidak kita terima, ingatlah makhluk yang paling dibenci oleh Allah adalah makhluk yang buruksangka kepada Allah. Mengharaplah terus dan terus mengharap kepada Allah, terus menerus memohon kepada Allah supaya diberi keyakinan.
Ada 10 hal yang paling menipu dan kebanyakan dari kita pasti seperti ini:
1. Orang meyakini Allah penciptanya tapi tidak menyembah Allah melainkan menyambah selain Allah, misal harta, cinta
2. Orang yang yakin bahwa Allah yang memberi rizki tapi ia tidak pernah tenang dalam urusan rizki, sehingga yang haram pun diambil yakinilah Dialah Allah yang menciptakan, Allah juga pasti yang akan menanggung dan memberi rizki untuk hidupnya.
3. Heran selalu kita dibuatnya, Orang-orang yang meyakini dunia ini akan habis tapi ia hanya mengandalkan dunia saja.
4. Ia yakin kalau ahli waris adalah musuh-musuh mereka tapi kenapa hanya sibuk mengumpulkan harta saja urusan untuk dirinya dilupakan sampai tidak pernah menyetor untuk kebutuhannya sendiri kelak diakhirat?, padahal kita sering menyaksikan harta yang dikumpulkan jadi ajang pertengkaran dan perbutan warisan anak-anaknya bahkan saling membunuh sampai dia lupa tidak membawa apa-apa untuk dia matinya. Tapi bukan berarti kita sia-siakan anak-anak kita kasih mereka hidup yang layak tapi jangan lupakan kehidupanmu sendiri kelak.
5. Orang yang yakin mati itu adalah hal yang pasti terjadi mutlak itu baik cepat maupun lambat datangnya tapi persiapan untuk yang pasti ini malah yang paling sedikit tidak diperhatikan.
6. Orang yang yakin kuburan akan jadi rumahnya 2x1 meter tapi tidak dihiasi rumahnya dan ditempat itu pasti disana butuh teman maka carilah teman yang tampan dan harum baunya tapi sering dilupakan dan tidak mempersiapkannya.
7. Orang yang yakin bahwa Allah akan menghisab dia tapi tidak pernah mempersiapkan untuk hal itu, perkara sekecil apapun pasti akan dapat hisab juga
8. Siapa yang yakin shiraathal mustaqiim akan dilewatinya tapi kenapa tidak memperingan bawaannya ketika melewatinya.
9. Orang yang yakin bahwa Neraka tempat yang tidak ada rahmat Allah disana, penuh kesengsaraan tapi tidak pernah lari perbuatan yang akan mendekatkan dari tempat itu.
10. Surga adalah tempat yang baik tapi kenapa tidak pernah mengamalkan amal perbuatan yang dapat memasukkan untuk kesana.
“Ya Allah aku tu pelupa mudah-mudahan ku selalu ingat hal ini sebagai pegangan hidupku sampai aku mati amin.”
Sumber;
- Sentuhan Qolbu bersama habib Muhammad bin Alwi Pasuruhan
- www.pasfmpati.com Streaming Pukul 00:00 Wib
Semoga blog ini bisa bermanfaat seperti yang kami harapkan, bila ada kekurangan itu adalah dari kami sendiri dan semoga Allah SWT mengampuninya, kritik dan saran membangun sangat kami harapkan, Terima Kasih (admin)